Palu [09/12/2025] – Sinergi bersama Universitas Tadulako (UNTAD), Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Sulawesi Tengah selenggarakan Seminar Hasil Riset Evaluasi Kinerja Aparatur Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah Melalui Inovasi “Kampung Berani Riset” dalam mendukung program Berani Berintegritas Tahun 2025.
Riset evaluasi kinerja aparatur Pemerintah Prov. Sulawesi Tengah ini bertujuan untuk mengidentifikasi capaian kinerja ASN pada unit kerja, menilai tingkat internalisasi nilai BerAKHLAK dalam perilaku kerja ASN, mengidentifikasi capaian kinerja ASN pada Unit-unit kerja, serta memberikan rekomendasi strategi peningkatan kinerja ASN berbasis nilai BerAKHLAK.
Membuka kegiatan tersebut, Pelaksana Tugas Kepala Brida Provinsi Sulawesi Tengah, Hasim R, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa riset ini merupakan salah satu upaya Pemerintah melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah bekerjasama dengan Untad dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk menilai pengukuran kinerja ASN lingkup Pemprov. Sulteng.
“Perlu diketahui bahwa data yang digunakan oleh peneliti dalam riset ini merupakan hasil pengisian kuesioner yang telah dibagikan oleh BKD beberapa waktu lalu,” ujar Hasim.
Tidak hanya dalam bentuk seminar hasil, beberapa output dari hasil riset sebagai media komunikasi yaitu seperti laporan hasil riset beserta artikel dan jurnal.
“Dari laporan hasil ini nantinya akan kami serahkan kepada Pimpinan Sekretaris Daerah Provinsi dalam bentuk policy brief,” lanjutnya.
Mengawali paparannya, Andi Chairil Furqan, selaku peneliti menjelaskan bahwa dalam riset evaluasi kinerja menggunakan Core Values BerAKHLAK sebagai variabel penilaian.
Hasil indeks variabel secara umum menunjukkan, budaya kerja ASN Provinsi Sulawesi Tengah berada pada kategori Tinggi sampai Sangat Tinggi, dengan loyalitas sebagai sebuah dimensi yang paling dominan, sementara akuntabilitas menjadi dimensi terendah secara relatif.
Dari tujuh variabel yang diukur, terdapat disparitass kinerja budaya kerja antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membentuk tiga zona kebijakan utama.
OPD pada zona I, menunjukkan kinerja budaya kerja yang sangat kuat dan matang secara system. OPD unggulan ini berfungsi sebagai benchmark internal Pemda. OPD pada zona II, memiliki kinerja baik namun belum stabil sepenuhnya. Sehingga memerlukan penguatan manajemen kinerja, kompetensi, dan kolaborasi.
Sedangkan OPD pada zona III, menghadapi risiko kinerja tinggi akibat tekanan beban kerja, karakter tugass darurat, serta keterbatasan SDM.
Temuan hasil riset ini menjelaskan terdapat 3 implikasi manajerial, yaitu perlu peningkatan pembinaan nilai BerAKHLAK pada level Sekrertaris dan Kepala Bagian, pimpinan dapat dijadikan role model internalisasi BerAKHLAK, dan pelatihan BerAKHLAK sebaiknya difokuskan pada jabatan menengah ke bawah.
Pemaparan ini dilanjutkan oleh, Muhammad Ichsan, selaku peneliti yang menyebutkan bahwa hasil penelitian menunjukkan nilai BerAKHLAK ASN Provinsi Sulawsi Tengah sudah beranda pada kategori Tinggi, namun belum merata antar OPD maupun antar jenjang jabatan, OPD unggulan menunjukkan kinerja budaya kerja yang sangat baik. Sementara itu, dibeberapa OPD lain masih membutuhkan penguatan.
Hasil uji t-test juga membuktikan adanya perbedaan signifikan antara pemimpin dan sekertaris/kabid, di mana beberapa pimpinan memiliki skor berakhlak lebih tinggi. Secara umum, budaya kerja ASN sudah baik tetapi masih membutuhkan pembinaan agar lebih konsisten di seluruh unit kerja.
Beberapa rekomendasi yang diberikan oleh peneliti dari yang telah dilaksanakan yaitu penguatan program internalisasi Nilai BerAKHLAK, menjadikan pimpinan sebagai role model internal, penguatan Nilai Adaptif melalui kebijakan inovasi dan ditigalisasi.
Rekomendasi selanjutnya yaitu integrasi Nilai BerAKHLAK dalam system penilaian kinerja ASN, penguatan budaya kolaboratif lintas unit kerja, serta monitoring dan evaluasi berkala implementasi BerAKHLAK.
Turut hadir: Perwakilan Sekretaris dan Kasubag Kepegawaian lingkup Pemprov. Sulteng.
Sumber: PPID Brida Prov. Sulteng.
