Gelar Festival Tampo Lore Ketiga Kalinya, Inisiator Festival Tampo Lore Ikuti Dialog Interaktif Bersama GPR-TV Kemenkominfo RI.

Facebook
Twitter
LinkedIn

Palu, Sulawesi Tengah – Inisiator Festival Tampo Lore Muhammad Subarkah mengikuti dialog Interaktif bersama Government Public Relations (GPR) TV Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Bertempat, di Ruang Rapat Dinas Kominfo Santik Provinsi Sulawesi Tengah. Kamis, (6/6/2024). 

Disiarkan langsung melalui Channel YouTube Kominfo Newsroom, dialog ini mengangkat topik tentang Festival Tampo Lore.

Dalam dialog tersebut, Subarkah menyampaikan bahwa Festival Tampo Lore merupakan Festival yang diadakan Masyarakat Tampo Lore yang mendiami tiga wilayah lembah, diantaranya Lembah Pekurehua, Lembah Behoa dan Lembah Bada.

“Kami melihat banyak sekali potensi di wilayah Tampo Lore yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Baik dari sisi ekonomi kreatif, wisata, kebudayaan dan konservasi” ungkap Subarkah

Subarkah menyampaikan, Festival kali ini merupakan Festival Tampo Lore yang ketiga dan akan diadakan di Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso.

“Tahun ini Festival Tampo Lore dilaksanakan di Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah, disitu terdapat Situs Megalit Pokekea” ujarnya.

Lebih lanjut Subarkah menjelaskan, untuk mendorong agar ekonomi kreatif bertumbuh, maka perlu ada sebuah event yang kemudian bisa menyatukan semua pihak, salah satunya antara masyarakat adat agar tradisi yang ada sekarang dapat terus terjaga dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat di Sulawesi Tengah, Nusantara dan Dunia. Sebab, wilayah Tampo Lore sudah dicanangkan sebagai Negeri Seribu Megalit.

“Adapun tema Festival Tampo Lore tahun ini  adalah merajut tradisi dan melestarikan alam”, jelasnya

Menurutnya, Festival Tampo Lore mendorong masyarakat yang menjadi tuan rumah dan masyarakat yg ada di Tampo Lore untuk terlibat aktif dan berpartisipasi dalam menunjukkan eksistensi kebudayaan masyarakat Tampo Lore. Mulai dari kerajinannya, kulinernya, seni tarinya, bahkan musiknya.

“Yang menjadi salah satu poin di festival tahun ini, jadi kita melihat antara bintang, bulan dan benda langit lainnya yang dikaitkan dengan penghidupan masyarakat di Tampo Lore yang digambarkan dalam situs-situs Megalit” Jelas Subarkah.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa Festival Tampo Lore terbuka secara umum bahkan kepada masyarakat internasional. Targetnya adalah dengan adanya Festival ini, masyarakat setempat mendapatkan pendapatan dari masyarakat luas.

Dikatakannya juga, yang menjadi pembeda Festival Tampo Lore kali ini dengan yang sebelumnya, Subarkah mengungkapkan bahwa kami akan mengundang pakar arkeolog yang ada di Sulawesi Tengah untuk berkontribusi memberikan literasi kepada masyarakat publik agar bisa melihat apa keterhubungan benda langit dengan manusia dan penyimbolannya antara Megalit dengan kehidupan Masyarakat Tampo Lore tempo dulu.

Terakhir, Subarkah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang sangat mendukung terlaksananya kegiatan Festival ini.

“Kami berterima kasih kepada Pemprov. Sulteng termasuk kawan-kawan di Dinas Kominfo Santik Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Pariwisata Sulteng dan Dinas Pariwisata Kabupaten Poso. Ini Menjadi salah satu bagian yg mesti dilanjutkan oleh berbagai pihak, sehingga kolaborasi itu penting agar festival ini bisa berkelanjutan dan memberikan manfaat kepada masyarakat setempat, pemerintah maupun masyarakat Nusantara” Tutup Subarkah.

 

Sumber : PPID Utama/Humas Pemprov. Sulteng, Dinas Kominfo Santik Provinsi Sulawesi Tengah.

Narahubung : Fakhrusy Syakir (082291898648)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *