Evaluasi TP3S 2025, Pemprov Sulteng Perkuat Sinergi Lintas Sektor Percepatan Penurunan Stunting

Facebook
Twitter
LinkedIn

Palu, Sulawesi Tengah-Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) menggelar Rapat Evaluasi Tim Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (TP3S) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2025, bertempat di Aula Kantor Dinas P2KB Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (16/12/2025).

 

Rapat ini menjadi momentum strategis untuk mengevaluasi capaian program pencegahan dan percepatan penurunan stunting, sekaligus mengidentifikasi tantangan dan merumuskan strategi yang lebih efektif guna mencapai target penurunan stunting di Sulawesi Tengah.

 

Plt. Kepala Dinas P2KB Provinsi Sulawesi Tengah, Rina Zuriati, dalam laporan panitia menyampaikan bahwa evaluasi ini bertujuan memperkuat koordinasi lintas sektor dan menyusun rekomendasi kebijakan yang berbasis data.

 

“Rapat evaluasi ini bertujuan untuk menilai capaian program penurunan stunting di berbagai wilayah, mengidentifikasi hambatan dalam implementasi, memperkuat sinergi antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta, serta merumuskan strategi percepatan penurunan stunting yang lebih efektif dan berkelanjutan,” ujar Rina Zuriati.

 

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan ketepatan sasaran intervensi.

 

“Melalui forum ini, saya berharap seluruh perangkat daerah dapat semakin memperkuat sinergi dan kolaborasi, meningkatkan akurasi data, serta memastikan intervensi spesifik dan sensitif stunting benar-benar tepat sasaran,” tegas dr. Reny.

 

Menurut Wakil Gubernur, garda terdepan dalam pencegahan stunting adalah keluarga, kader, dan masyarakat. Ia juga mendorong kabupaten/kota untuk menghadirkan inovasi daerah sebagai upaya percepatan penurunan stunting.

 

“Inovasi daerah sangat diperlukan. Salah satu contoh yang sudah berjalan adalah program Tabungan Telur di Kota Palu, serta peran aktif Puskesmas dalam menindaklanjuti anak-anak berisiko stunting berdasarkan data BKKBN,” tambahnya.

 

Berdasarkan data tahun 2024–2025, prevalensi stunting di Sulawesi Tengah tercatat sebesar 26,1 persen, mengalami penurunan sebesar 1,1 persen dibandingkan periode sebelumnya. Meski menunjukkan tren positif, angka tersebut masih tergolong tinggi dan memerlukan intervensi yang lebih masif dan terintegrasi.

 

Data ini menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting bukan semata isu kesehatan, melainkan bagian integral dari peningkatan kualitas hidup, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan sumber daya manusia secara menyeluruh.

 

Rapat evaluasi ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Irwan, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah, yang memaparkan Hasil Monitoring Web Bangda Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (P3S) Tahun 2025. Selain itu, Indriani, SE, Ketua Tim Pelaporan dan Statistik Pengelolaan TIK Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah, menyampaikan materi terkait Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).

 

Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua TP PKK Provinsi Sulawesi Tengah yang diwakili Staf Ahli Tuty Zarfiana, Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah Christina Shandra Tobondo, Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah yang diwakili Muh. Rosni, perwakilan Puskesmas se-Kota Palu, organisasi masyarakat, organisasi profesi kesehatan, OPD terkait TP3S, Universitas Tadulako, Poltekkes Palu, serta OPD bidang P2KB dari 13 kabupaten/kota se-Sulawesi Tengah yang mengikuti kegiatan secara virtual.

 

Sumber : PPID Dinas P2KB Provinsi Sulteng

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *