Palu, Sulawesi Tengah – Menjelang Pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit Oktober mendatang, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu, Yardin Hasan menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan keberadaan Megalit dan Kawasan Lembah Lore, Minggu, (16/7/2023).
Yardin menjelaskan, situs megalit yang berada di Sulawesi Tengah adalah kekayaan warisan yang seharusnya menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Sulawesi Tengah. Bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah saja.
Menurutnya, situs megalit ini merupakan aset yang berharga. Jika tidak difungsikan, dirawat, dilindungi dan dipelihara dengan baik, maka ini akan menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat Sulawesi Tengah kini dan juga generasi mendatang.
“Disitulah kita sebagai masyarakat, pemerintah dan semua komponen sosial di Sulawesi Tengah bahkan Indonesia, punya tanggung jawab moral yang sama untuk menjaga agar warisan ini tetap terjaga dengan baik”, Imbuh Yardin Hasan.
Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa pencanangan “Sulteng Negeri Seribu Megalit” harus disambut dengan baik, sebagai momentum yang tidak hanya menarik perhatian wisatawan, tapi juga perhatian para peneliti dan arkeolog untuk melakukan penelitian serta menjaga kondisi dan keberlangsungan dari situs-situs Megalit tersebut.
“Dengan adanya pencanangan seribu megalit maka itu tidak sekedar media ikon Sulawesi Tengah tapi juga menjadi pijakan dalam sejarah kepurbakalaan, bahwa Sulawesi Tengah juga mempunyai situs-situs sejarah yang berguna tidak saja bagi Indonesia tapi juga bagi masyarakat dunia”, Ucap Yardin Hasan.
Yardin berharap ini tidak sekedar memenuhi seremonial dan sampai dipencanangan saja. Namun harus ada tindak lanjut. Ada upaya-upaya yang konkrit untuk memperbaiki dan menata, agar akses ke situs-situs Megalit itu bisa lebih mudah dijangkau.
Terakhir, ia juga berpesan kepada seluruh masyarakat dan Pemerintah Sulawesi Tengah, agar membangun pariwisata yang bisa dinikmati orang luar dan juga dinikmati masyarakat kita sendiri, tanpa harus mengubah lanskap dan bentang alam yang sudah ada dan indah.
“Kita jual konsep alamnya, kita jual konsep megalitnya. Tapi tanpa harus mengubah bentang alam, topografi dari lembah tersebut yang sudah indah itu.” Kata Yardin Hasan.
Sumber : Kominfo Santik selaku Humas Pemprov. Sulteng